Left logo

STATE OF ACHEH SUMATRA

Executive Office : P.O. Box 986 MARSDEN QLD 4132 AUSTRALIA
Secretariat General : Perth, WA, Australia

Right logo

Free Acheh

Aceh’s Awakening: A Peaceful Call for Justice

·

Oleh: Arizal Mahdi Bireuën



History records that Aceh is a nation of dignity, a people born from the womb of struggle, whose honour has been safeguarded with the blood of martyrs and elevated through the prayers of scholars and saints. Aceh once stood as a beacon of Islam in Southeast Asia, and that role must not be lost in the course of history.

Yet today, the reality tells a different story. The Helsinki MoU, once seen as a milestone of peace, has not fulfilled the aspirations of the Acehnese people. The hopes embedded in that agreement remain distant from reality. The people of Aceh continue to suffer: corruption thrives, justice is applied unequally, the implementation of law is reduced to mere formality, and employment opportunities drift ever further from reach.

This condition calls for a new awakening. An awakening not through violence, but through unity, faith, and moral strength. An awakening that restores Aceh’s dignity to its rightful place.

Within this movement, the Acehnese people need a leader who is sincere and selfless, one who lives not for personal gain but wholly for the people. Such a figure is found in Dr Husaini Hasan — the successor to Hasan Tiro’s vision, a fighter who stands with the people, who speaks boldly against injustice, and who devotes his life to the dignity of the nation.

Under his leadership, Aceh can rise again — not only from economic and social adversity, but as a dignified nation, recognised by the world and blessed by God.

Today, the voice of the Acehnese people is one:
Unite in purpose, strengthen our bonds, and embrace Dr Husaini Hasan as Wali Nanggroe Aceh Darussalam — the symbol of unity, the guardian of honour, and the light of Aceh’s future.

Aceh must rise — for its people, for its generations to come, and for the dignity of the nation in the eyes of the world.

-----------------------------------------------------------//-------------------------------------------------------------

Aceh Bangkit: Suara Damai untuk Keadilan

Sejarah mencatat bahawa Aceh adalah bangsa yang bermartabat, bangsa yang lahir dari rahim perjuangan, bangsa yang marwahnya dijaga dengan darah para syuhada dan ditinggikan dengan doa para ulama. Aceh pernah menjadi mercusuar Islam di Asia Tenggara, dan peran itu tidak boleh hilang dalam perjalanan sejarah.

Namun kenyataan hari ini berbicara lain. MoU Helsinki, yang dahulu dipandang sebagai tonggak perdamaian, ternyata belum mampu mewujudkan cita-cita rakyat Aceh. Harapan yang ditanamkan dalam perjanjian itu masih jauh dari kenyataan. Rakyat Aceh tetap berada dalam lingkaran penderitaan: korupsi merajalela, hukum tidak berjalan adil, syari’at Islam hanya dijadikan formalitas, dan kesempatan kerja semakin jauh dari harapan.

Kondisi ini menuntut kebangkitan baru. Kebangkitan yang bukan dengan kekerasan, melainkan dengan persatuan, iman, dan kekuatan moral. Kebangkitan yang menempatkan kembali marwah Aceh pada kedudukan yang semestinya.

Dalam arus kebangkitan ini, rakyat Aceh memerlukan sosok pemimpin yang tulus dan ikhlas, yang hidup bukan untuk kepentingan pribadi, tetapi sepenuhnya untuk rakyat. Sosok itu hadir dalam diri Dr. Husaini Hasan — penerus cita-cita Hasan Tiro, seorang pejuang yang berdiri bersama rakyat, bersuara lantang melawan ketidakadilan, dan mengorbankan hidupnya demi marwah bangsa.

Di bawah kepemimpinan beliau, Aceh diyakini mampu bangkit kembali. Bukan sekadar bangkit dari keterpurukan ekonomi dan sosial, tetapi bangkit sebagai bangsa yang bermartabat, yang diakui dunia, dan yang diridhai Allah.

Maka hari ini, suara rakyat Aceh adalah satu:
Satukan langkah, tegakkan persatuan, dan jadikan Dr. Husaini Hasan sebagai Wali Nanggroe Aceh Darussalam — simbol persatuan, penjaga marwah, dan cahaya harapan Aceh.

Aceh harus bangkit, demi rakyatnya, demi generasi yang akan datang, dan demi kehormatan bangsa di mata dunia.


Pejuang Keadilan dan Kebenaran

No comments:

Post a Comment