LOGO NEGARA ATJÈH SUMATRA:
Lambang(Logo) Negara Atjèh diciptakan oleh Tengku Hasan M. di Tiro
1. Singa bermahkota: Simbol Kedaulatan (sovereignty) dari Negara Atjèh Merdeka dan
berdaulat di negerinya, bumi Atjèh yang terletak di ujung Pulau Sumatera. Lambang
ini menunjukkan bahwa Atjèh mempunyai territorium, rakyat, kepala negara, dan
mempunyai konstitusi dan undang-undang yang berlaku.
2. Bulan Sabit dan Bintang: Simbol Islam. Islam adalah konstitusi Negara Atjèh dan
cara hidup (budaya), adat istiadat dan budaya dari bangsa Atjèh.
3. Buraq: Mitologi Islam Atjèh. Bermakna “Kilat”. Menggambarkan kendaraan Nabi
Muhammad SAW sewaktu melakukan Isra’- mi’raj, berjalan pada malam hari, dari
Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Jerussalem, kemudian naik ke langit
(mi’raj) ke Sidratul Muntaha bertemu dengan Allah SWT, menerima perintah shalat,
kemudian kembali ke Mekkah pada malam itu juga. Buraq adalah simbol kecepatan,
kecantikan, kesetiaan dan global komunikasi..
4. Perisai dan Rencong Atjèh: Lambang pertahanan bangsa dan Negara Atjèh.
1.1. Rencong Atjèh dibuat dengan rancangan khusus dari bahasa Arab “Bismillah” bermakna
Segala sesuatu perbuatan harus dimulai “Dengan nama Allah”.
melambangkan bahwa kita dibenarkan menyerang demi untuk membela diri, membela bangsa,
membela Islam sebagai Agama bangsa dan Neugara Atjèh dan membela kedaulatan Negara
Atjèh.
1.2. Perisai melambangkan pertahanan dan perlindungan. Rencong
& Perisai keduanya diperlukan untuk mempertahankan Negara, menegakkan keadilan dan
Hukum; harus dengan nama Allah, memohon do’a restu, dan memohon pertolongan serta
perlindungan kepada Allah, dengan izin Allah.
5. Teks:”Hudép beusaré maté beusadjan” berarti: “Hidup Setara Mati Bersama” Ini adalah
lambang kesetiaan nasional bangsa Atjèh. Senang dan susah ditanggung dan dirasakan
bersama-sama.
6. Roda Kemudi, (Steering wheel) dengan huruf “T” di dalamnya: Huruf “T” melambangkan
huruf pertama dari titel kemuliaan dan kehormatan yang diberikan kepada orang Atjèh yaitu
Tuanku, Teuku dan Tengku, bagi mereka yang memegang kemudi mengatur roda
pemerintahan di Atjèh.
Bendera Negara Atjèh (Bandira Neugara Atjèh)
Bulan bintang dengan dasar merah adalah bendera Turki. Kerajaan Atjèh adalah kerajaan
merdeka dan berdaulat di bumi Atjèh Sumatera. Kerajaan Atjèh pada masa penyerangan
Penjajah Belanda 1873 adalah bahagian daripada Khalifah Othmaniah Turki yang merupakan
Khalifah terakhir dalam Kekhalifahan Islam. Itulah dasarnya Atjèh memakai bendera Turki.
Negara Atjèh Sumatera yang sedang kita perjuangkan ini adalah Successor State dari Negara
Atjèh yang diperangi Belanda pada masa 1873 dahulu, kemudian dilanjutkan oleh penjajahan
Jepang dimasa Perang Dunia II (1942-1945), dan dilanjutkan dengan invasi NKRI, hingga
kini sudah lebih dari 100 tahun belum dikembalikan kepada pemiliknya, pewaris daripada
Negara Atjèh tersebut yaitu Bangsa Atjèh Sumatera.
Dua garis hitam: Sengaja ditambahkan pada masa perjuangan Atjèh Merdeka, sebagai
peringatan dan rasa duka-cita kepada pahlawan- pahlawan Atjèh Merdeka yang telah syahid
di medan juang semasa Belanda, penjajahan Jepang, dan kini semasa penjajahan bentuk baru,
neo-kolonialisme Indonesia(NKRI).
Warna putih: Lambang kesucian, kejujuran dan keramahan. Untuk menunjukkan bahwa
bangsa Atjèh itu adalah satu bangsa yang ramah tamah, ikhlas, bekerjasama dengan bangsa-
bangsa lain untuk sama- sama menciptakan dan mempertahankan perdamaian dan keamanan
di atas muka bumi. Bangsa Atjèh berjuang dinegerinya sendiri, mempertahankan kedaulatan
Negaranya dan marwah bangsanya dari pada penjajahan bangsa luar yang datang ke Atjèh
Sumatera.
Indatu telah menunjukkan kepada kita semua, solidaritas bangsa Atjèh dalam
mempertahankan bangsa Melayu Malaka terhadap bangsa Portugis ketika menyerang-
semenanjung Malaysia. Beribu-ribu bangsa Atjèh mati di Malaka pada abad ke-16. Demikian
juga di Medan Area, banyak orang Atjèh yang syahid melawan Belanda. Nenek moyang
bangsa Atjèh telah menunjukkan kepada kita bahwa kita berani dan rela mengorbankan
nyawa kita demi solidaritas terhadap bangsa- bangsa di Asia Tenggara.
Warna Merah Darah: Merah adalah lambang keberanian, kepahlawanan, berarti berani
menyabung nyawa demi kaidah yang diyakini. Berani mempertahankan Hak untuk
menentukan nasib diri- sendiri(Self Determination) demi Bangsa, Tanah air, dan Agama
Islam. ---
LAGU KEBANGSAAN ATJÈH MERDEKA
(ATJÈH NATIONAL ANTHEM)
Tjiptaan Tengku Hasan Muhammad di Tiro
Text:
Wahé Bangsa lôn Atjèh Mulia
Pakon bangsa ltinggai lam hina
Beudoh-bedudoh wahè bangsa lôn
Mita ’èleumèë peumadju kawôm
Geulanteuë keu tungkat
Kilat keu suwa
Beudoh-beudoh djak bila bangsa
Hudép saré beusadjan
Sikrèk gaphan saboh keureunda.
No comments:
Post a Comment