Left logo

STATE OF ACHEH SUMATRA

Executive Office : P.O. Box 986 MARSDEN QLD 4132 AUSTRALIA
Secretariat General : Perth, WA, Australia

Right logo

Free Acheh

LOGO NEGARA ATJÈH SUMATRA:

·

Lambang(Logo) Negara Atjèh diciptakan oleh Tengku Hasan M. di Tiro

1. Singa bermahkota: Simbol Kedaulatan (sovereignty) dari Negara Atjèh Merdeka dan

berdaulat di negerinya, bumi Atjèh yang terletak di ujung Pulau Sumatera. Lambang

ini menunjukkan bahwa Atjèh mempunyai territorium, rakyat, kepala negara, dan

mempunyai konstitusi dan undang-undang yang berlaku.

2. Bulan Sabit dan Bintang: Simbol Islam. Islam adalah konstitusi Negara Atjèh dan

cara hidup (budaya), adat istiadat dan budaya dari bangsa Atjèh.

3. Buraq: Mitologi Islam Atjèh. Bermakna “Kilat”. Menggambarkan kendaraan Nabi

Muhammad SAW sewaktu melakukan Isra’- mi’raj, berjalan pada malam hari, dari

Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Jerussalem, kemudian naik ke langit

(mi’raj) ke Sidratul Muntaha bertemu dengan Allah SWT, menerima perintah shalat,

kemudian kembali ke Mekkah pada malam itu juga. Buraq adalah simbol kecepatan,

kecantikan, kesetiaan dan global komunikasi..

4. Perisai dan Rencong Atjèh: Lambang pertahanan bangsa dan Negara Atjèh.

1.1. Rencong Atjèh dibuat dengan rancangan khusus dari bahasa Arab “Bismillah” bermakna

Segala sesuatu perbuatan harus dimulai “Dengan nama Allah”.

melambangkan bahwa kita dibenarkan menyerang demi untuk membela diri, membela bangsa,

membela Islam sebagai Agama bangsa dan Neugara Atjèh dan membela kedaulatan Negara

Atjèh.

1.2. Perisai melambangkan pertahanan dan perlindungan. Rencong

& Perisai keduanya diperlukan untuk mempertahankan Negara, menegakkan keadilan dan

Hukum; harus dengan nama Allah, memohon do’a restu, dan memohon pertolongan serta

perlindungan kepada Allah, dengan izin Allah.

5. Teks:”Hudép beusaré maté beusadjan” berarti: “Hidup Setara Mati Bersama” Ini adalah

lambang kesetiaan nasional bangsa Atjèh. Senang dan susah ditanggung dan dirasakan

bersama-sama.

6. Roda Kemudi, (Steering wheel) dengan huruf “T” di dalamnya: Huruf “T” melambangkan

huruf pertama dari titel kemuliaan dan kehormatan yang diberikan kepada orang Atjèh yaitu

Tuanku, Teuku dan Tengku, bagi mereka yang memegang kemudi mengatur roda

pemerintahan di Atjèh.


Bendera Negara Atjèh (Bandira Neugara Atjèh)



Bulan bintang dengan dasar merah adalah bendera Turki. Kerajaan Atjèh adalah kerajaan

merdeka dan berdaulat di bumi Atjèh Sumatera. Kerajaan Atjèh pada masa penyerangan

Penjajah Belanda 1873 adalah bahagian daripada Khalifah Othmaniah Turki yang merupakan

Khalifah terakhir dalam Kekhalifahan Islam. Itulah dasarnya Atjèh memakai bendera Turki.

Negara Atjèh Sumatera yang sedang kita perjuangkan ini adalah Successor State dari Negara

Atjèh yang diperangi Belanda pada masa 1873 dahulu, kemudian dilanjutkan oleh penjajahan

Jepang dimasa Perang Dunia II (1942-1945), dan dilanjutkan dengan invasi NKRI, hingga

kini sudah lebih dari 100 tahun belum dikembalikan kepada pemiliknya, pewaris daripada

Negara Atjèh tersebut yaitu Bangsa Atjèh Sumatera.

Dua garis hitam: Sengaja ditambahkan pada masa perjuangan Atjèh Merdeka, sebagai

peringatan dan rasa duka-cita kepada pahlawan- pahlawan Atjèh Merdeka yang telah syahid

di medan juang semasa Belanda, penjajahan Jepang, dan kini semasa penjajahan bentuk baru,

neo-kolonialisme Indonesia(NKRI).

Warna putih: Lambang kesucian, kejujuran dan keramahan. Untuk menunjukkan bahwa

bangsa Atjèh itu adalah satu bangsa yang ramah tamah, ikhlas, bekerjasama dengan bangsa-

bangsa lain untuk sama- sama menciptakan dan mempertahankan perdamaian dan keamanan

di atas muka bumi. Bangsa Atjèh berjuang dinegerinya sendiri, mempertahankan kedaulatan

Negaranya dan marwah bangsanya dari pada penjajahan bangsa luar yang datang ke Atjèh

Sumatera.

Indatu telah menunjukkan kepada kita semua, solidaritas bangsa Atjèh dalam

mempertahankan bangsa Melayu Malaka terhadap bangsa Portugis ketika menyerang-

semenanjung Malaysia. Beribu-ribu bangsa Atjèh mati di Malaka pada abad ke-16. Demikian

juga di Medan Area, banyak orang Atjèh yang syahid melawan Belanda. Nenek moyang

bangsa Atjèh telah menunjukkan kepada kita bahwa kita berani dan rela mengorbankan

nyawa kita demi solidaritas terhadap bangsa- bangsa di Asia Tenggara.

Warna Merah Darah: Merah adalah lambang keberanian, kepahlawanan, berarti berani

menyabung nyawa demi kaidah yang diyakini. Berani mempertahankan Hak untuk

menentukan nasib diri- sendiri(Self Determination) demi Bangsa, Tanah air, dan Agama

Islam. ---

LAGU KEBANGSAAN ATJÈH MERDEKA


(ATJÈH NATIONAL ANTHEM)

Tjiptaan Tengku Hasan Muhammad di Tiro


Text:


Wahé Bangsa lôn Atjèh Mulia

Pakon bangsa ltinggai lam hina

Beudoh-bedudoh wahè bangsa lôn

Mita ’èleumèë peumadju kawôm

Geulanteuë keu tungkat

Kilat keu suwa

Beudoh-beudoh djak bila bangsa

Hudép saré beusadjan

Sikrèk gaphan saboh keureunda.

No comments:

Post a Comment